SAMARINDA - Dilatarbelakangi penyebaran guru yang tidak
merata, terutama untuk daerah terpencil dan perbatasan, Pemprov Kaltim
bersama insan dunia pendidikan di Kaltim merasa perlu melakukan suatu
program yang lebih menyentuh. Gerakan Kaltim Mengajar dirasakan sangat
tepat sebagai solusi dari permasalahan tersebut.
"Gerakan Kaltim Mengajar sangat sejalan dengan kegiatan Indonesia
Mengajar yang sudah lebih dulu dilaksanakan di beberapa daerah di
Indonesia," kata Awang Faroek, Sabtu (17/12).
Indonesia Mengajar adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk memajukan pendidikan di seluruh daerah terpencil di Indonesia dengan mengirimkan satu orang tenaga pendidik ke suatu daerah, untuk kemudian mengajar dan berbagi ilmu pengetahuan kepada anak-anak di daerah tersebut selama satu tahun. Program ini tidak menawarkan materi kepada para tenaga pendidik, tetapi lebih kepada tawaran kehormatan untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.
Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak, menyambut baik program Kaltim
Mengajar, karena sesuai dengan tiga pilar pembangunan Kaltim yaitu,
pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan dan
revitalisasi pertanian dalam arti luas.
"Pendidikan selalu menjadi prioritas pembangunan di Kaltim. Dan kita
menyadari dengan segala keterbatasan, pemerintah daerah terus berusaha
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kaltim. Program Indonesia
Mengajar sangat bagus, jadi program Kaltim Mengajar yang dilaunching
hari ini saya harap bisa menjadi solusi permasalahan penyebaran guru
yang tidak merata di Kaltim," kata Awang Faroek saat menyampaikan
sambutan pada Seminar Nasional dan Sosialisasi Gerakan Indonesia
Mengajar dan Launching Gerakan Kaltim Mengajar, di Ruang Serba Guna
Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Sabtu (17/12).
Kaltim dalam beberapa tahun terakhir telah menjalankan beberapa program
di bidang pendidikan. Program tersebut antara lain wajib belajar 12
tahun, alokasi anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBD, pemberian
beasiswa kepada lebih dari 30 ribu pelajar dan mahasiswa setiap
tahunnya, peningkatan infrastruktur pendidikan dan kesejahteraan guru,
serta sertifikasi 12 ribu orang guru.
"Pembangunan pendidikan di Kaltim bukan hanya tanggung jawab pemerintah,
tetapi juga masyarakat. Jadi mari kita bersatu dan bersama-sama
membangun dan memajukan pendidikan di Kaltim," ujarnya.
Dengan berbagai program di bidang pendidikan, termasuk program Kaltim
Mengajar diharapkan benar-benar bisa mencetak sumber daya manusia yang
penuh inovasi, kreatif dan berakhlak mulia. Sementara itu anggota DPR RI
daerah pemilihan Kaltim, Emir Moeis, selaku penyelenggara acara melalui
IA Moeis Foundation, mengatakan persiapan membangun sumber daya manusia
Kaltim yang berkualitas harus dimulai dari sekarang, sebagai pengganti
sumber daya alam yang nantinya akan habis.
"Kaltim sekarang boleh berbangga sebagai daerah kaya dengan sumber daya
alamnya dan menjadi penyumbang terbesar APBN. Namun itu tidak selamanya,
dan harus segera ditindaklanjuti dengan persiapan sumber daya manusia
yang berkualitas di masa mendatang. Untuk itulah diperlukan suatu
program bidang pendidikan yang ditujukan untuk membantu kemajuan
pendidikan di Kaltim," ucap Emir.
Acara ini menghadirkan nara sumber tokoh pendidikan nasional dan juga
penggagas gerakan "Indonesia Mengajar" Prof Anies Baswedan. Kegiatan ini
juga dihadiri pelajar, mahasiswa, guru dan tokoh-tokoh pendidikan di
Kaltim. (her/hmsprov).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar