RT 42 Bausasran pun Pro Penetapan !!

oleh ridho jun prasetyo

Yup, tidak hanya warga Daerah Istimewa Yogyakarta yang bergairah Pro Penetapan, warga Rukun Tetangga (RT) 42, RW IIX, Kelurahan Bausasran pun pro penetapan. Setidaknya hal itu tergambar dari rapat bulanan warga yang sekaligus mengagendakan pemilihan ketua RT 42, yang baru terlaksana tadi malam (13-02-2012) di rumah Pak Ngesti. Pak Madijana yang baru pada Maret 2012 nanti berakhir masa tugasnya sebagai ketua RT 42, belum apa-apa sudah secara aklamasi-mufakat, didaulat untuk meneruskan perjuangannya menjadi ketua RT 42, periode 2012-2015. (weleh..welehh..#_#) Pemilihannya sendiri hanya berlangsung lima menit. Ya lima menit. Mungkin ini waktu tersingkat yang pernah digunakan dalam sebuah pemilihan ketua RT di Indonesia atau bahkan mungkin di dunia untuk sebuah pemilihan pimpinan dari suatu entitas wilayah-kemasyarakatan terkecil di suatu negara.

Pak Sugeng, yang bertindak sebagai ketua panitia pemilihan ketua RT, membacakan ada tiga pilihan cara dalam pemilihan ketua RT tadi malam: 1) seorang warga yang berminat dapat mengajukan diri; 2) melalui musyawarah mufakat; dan 3) warga mengajukan calon ketua RT yang dianggap kredibel. Opsi kedua menjadi pilihan karena dalam omong-omongan sebelum rapat dimulai, dari pak Tri, pak Sugeng, pak Ngesti, mas Dian dan warga yang lain gojegan: "nanti pak milih Pak Madijana aja ya, paling enak". Entah apa maksud mereka dengan "paling enak" itu.

Memang menurut buku panduan dari pemerintah kota Yogyakarta, teknis pemilihan ketua RT ini disesuaikan dengan nilai dan kearifan sosial masing-masing RT setempat, sehingga namanya pun bukan pemilihan ketua RT melainkan Musyawarah Warga, dengan anggaran untuk pemilihan sebesar Rp.200.000,-.

Pak Madijana pun setelah "serah-terima" dengan dirinya sendiri sebagai ketua rt yang lama dan baru, mungkin karena merasa terdzolimi, juga melakukan "pro penetapan" terhadap Pak Triyana yang lagi-lagi menjadi sekretaris dan pak Joni sebagai bendaharanya..(ckck..RT yang aneh). Hal satu-satunya yang baru dalam kepengurusan RT 42 kali ini hanyalah masuknya warga asrama mahasiswa kersik luwai kal-tim dalam kepengurusan RT 42. Mereka ini adalah mas Afif Dhawy sebagai seksi sosial, mas Wahyu H. Wibowo dan mas M. Nursyamsi sebagai seksi kebersihan dan kesehatan. Sementara pak Sugeng bertanggung jawab sebagai seksi lingkungan & pak Ngesti sebagai seksi keamanan.

Menurut sumber dari harian Kedaulatan Rakyat online, kegiatan pemilihan ketua RT/RW se-Kota Yogyakarta ini dilaksanakan serentak hingga maksimal Maret 2012 & sudah menjadi agenda rutin setiap tiga tahun sekali, sesuai Perwal No 92/2002. Dikemukakan pula bahwa pada umumnya memang sulit mendapatkan warga yang mau secara sukarela dipilih menjadi Ketua RT ataupun RW. Kondisi tersebut menurutnya tidak lepas dari beban tanggungjawab sebagai Ketua RT maupun RW yang dinilai cukup berat. Secara struktural pelayanan, RT dan RW dituntut mampu menjembatani komunikasi antara pemerintah daerah dengan masyarakat, dan hal tersebut tidaklah mudah.

Well, terlepas dari maksud terburuk "paling enak" warga RT 42 dengan tetap memilih pak Madijana sebagai ketua RT nya, saya melihat bahwa hal ini dapat dijadikan contoh demokrasi ala Indonesia yang sebenarnya, mengacu pada sila ke empat Pancasila "KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN / PERWAKILAN". Damai, santun, guyub, tidak perlu gontok-gontokan apalagi money politics, dan tentunya sangat khas Jogja "Pro Penetapan: untukmu, untukku, untuk kita semua" .


Rapat bulanan warga yang dimulai sekitar 19.30-21.00 wib itu kemudian dilanjutkan dengan arisan warga (lupa siapa yang dapet). Rapat warga bulan depan (15 Februari 2012) akan bertempat di Asrama Kersik. Dalam pertemuan ini, dari asrama kersik diwakili oleh Afif Dhawy, Deni Ramadhani, Nugraha Pradana, & saya sendiri.

Semoga bermanfaat !!
& *doakan saya ya t_t

wassalam wr wb.

sumber:
Primer: pengalaman pribadi
Sekunder: http://krjogja.com/read/118721/pemilihan-rt-rw-serentak-calon-sulit-didapat.kr